HomeNewsSempat ditiup angin, Koen The Guitar Band akhirnya daratkan album penuh.

Sempat ditiup angin, Koen The Guitar Band akhirnya daratkan album penuh.

Koen The Guitar Band akhirnya menyelesaikan album penuh sebelum tutup tahun 2024. Album instrumental berisi enam track yang digarap selama enam tahun, terhitung sejak 2018 itu bertajuk ‘Sobhan’. Tajuknya mereka ambil dari track pembuka album. ‘Sobhan’ dicukil dari bahasa Sansekerta. Artinya ‘Megah’ atau ‘Agung’.

“Karena dirasa mewakili album ini. Sebuah gambar besar yang di dalamnya terdapat banyak fragmen kehidupan dan ‘Sobhan’ adalah portal masuk lalu menyimak track lain dalam album ini,” kata Gigih Prayogo, salah satu personel Koen The Guitar Band.

‘Sobhan’ memang menjadi medium untuk memahami Koen The Guitar Band. Sebagai persekutuan yang gemar memadukan instrumen modern dan klasik dalam komposisi sinematik atau perjalanan personal: Teguh Joyosantiko, Gigih Prayogo, Amalulahli, Aryo Bhaskoro, Ilman Lazulfa, dan Muhammad Radityo Darmo Sapitro yang mereka narasikan dalam tiap solo instrumen.

Track pembuka itu ditulis Aryo Bhaskoro. Begitu juga ‘What Define a Normal’, ‘Sebuah Kota di Mana Hanya Aku Saja yang Hilang’, ‘Slug! Run, Slug!’, lalu ‘Shuffle’. Satu track lain, ‘Sweet Nightmare’ ditulis Teguh Joyo Santiko. Keenam lagu diransemen bersama di Alldint dan Sangkring Art Space lantas dimatangkan di Watchtower Studio didampingi Bable Sagala.

“Semua track dasar di album ini direkam secara live dalam satu hari dan kemudian disusul overdub track gitar yang di hari yang berbeda. Sementara proses kreatif waktu itu banyak dilakukan di Alldint dan Sangkring,” sambung Gigih.

Sama seperti band Jogja lainnya, ide Koen The Guitar Band diceletukan dari meja tongkrongan. Ide itu disepakati lantas dicoba. Band yang muncul sejak 2017 ini juga sempat mengisi banyak perhelatan di Jogja, dari mini gigs sampai panggung besar macam Ngayogjazz. Namun, ide-ide besar yang mereka taruh di meja tongkrongan itu tertiup angin.

Kesibukan yang diperparah pandemi membuat mereka terantuk batu saat mengejar waktu. Ilman Lazulfa karena situasi dan kondisi harus pulang kampung ke Surabaya. Aryo Bhaskoro, dengan situasi dan kondisi yang nyaris serupa harus melanjutkan kuliah di luar Jogja. Kekosongan di area drum dan bass memaksa Teguh Joyo Santiko, Gigih Prayogo, dan Amalulahli membekukan Koen.

Gigih disibukan dengan banyak proyek musik macam Akadama & The Yoyo Connection, Japa Mantra, dan Heroic Karaoke. Teguh bersama B.U.K.T.U sedangkan Amal menggarap proyek solo. Baru pada 2023 mereka bertemu kembali lalu melanjutkan obrolan soal album.  Muhammad Radityo Darmo Saputro pun diajak mengisi kekosongan yang ditinggal Ilman.

“Kami sempat vakum, membuat proses pengerjaan album ini terbengkalai. Pada pertengahan tahun 2023 kami bertemu, rekonsiliasi lalu sepakat melanjutkan dan menyelesaikan rekaman yang sudah terlaksana dan tercapai di pertengahan 2024. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat album ‘Sobhan’ baru bisa dirilis menjelang akhir tahun 2024,” tutup Gigih.

“Sobhan” dirilis dalam waktu dekat ke banyak platform dengar digital. Apakah album ini nantinya bakal diikuti dengan video musik atau produk lainnya, tidak ada yang tahu pasti. Mereka, akan memasrahkan semuanya pada waktu dan gerak abstrak yang sempat meniup ide-ide besar itu ke udara: angin.

Koen the Guitar Band

Amalulahli – Silent & Classical guitar

Gigih Prayogo – Electric guitar

Teguh Joyo Santiko – Electric guitar

Aryo Bhaskoro – Bass

Ilman Lazulfa – Drums

Muhammad Radityo Darmo Saputro – Drums

Narahubung

Aryo bhaskoro (082137674570)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.