Setelah mengeluarkan single berjudul “setangkai” pada juli 2018 dan “senja sirna” pada
januari 2019, hari ini quartet ballad folk asal kota bandung Satwa akhirnya resmi meluncurkan album penuh pertama bertajuk Episode #1 Berkelana lewat format digital . album ini dikerjakan oleh mereka sendiri secara home recording dan memakan waktu kurang lebih 6 bulan. Judul “episode 1 berkelana” diambil karena pada episode perdana ini Satwa akan memulai sebuah perjalanan bermusik mereka secara gencar dan militan. Sebagai bocoran mereka akan mengagendakan tur untuk memperdengarkan karya mereka secara lebih luas.
Quartet yang berisikan nama Bowo (vokal), Diar (Gitar Akustik), Gundil (Bass),serta
Gani (elektrik gitar) ini mencoba menyatukan pengalaman mereka masing-masing lewat 8 track yang ada di album perdana mereka ini.
Seusai dengan nama album “Berkelana” yang mengartikan sebuah perjalanan yang
menggambarkan tentang kisah bagaimana cara saling memberi atau menerima kehadiran cinta, hiruk pikuk kehidupan yang dimana kita diharuskan menghadapi dan melewatinya, serta tentunya tentang romansa antara dua sepasang manusia . seperti yang terdapat pada beberapa bagian lagu kita dapat menikmati alunan dansa layaknya sedang berada di era 80 menuju 90 an dengan balutan Sound ambience dan reverb di setiap lagu nya. sebuah eksperimen ini mereka harapkan dapat menciptakan suasana rileks bagi para pendengar.
Beberapa latar belakang serta pengaruh musik yang berbeda dari tiap personil mampu
memberikan warna pada album ini. contohnya Gani, selaku penggemar berat radiohead ia memberikan sentuhan synth serta ambience yang cukup lantang pada beberapa bagian lagu. Sebagai catatan ,david bowie,cigarettes after sex,kings of convenience ,serta sean lennon adalah beberapa artis yang menurut mereka cukup berpengaruh dalam proses pembuatan album ini.
Terdapat beberapa track yang sangat cocok didengar pada waktu transisi sore menuju
malam hari contohnya seperti lagu yang berjudul Berkelana, lagu yang mengedepankan
harmonisasi dua gitar akustik serta alunan vocal yang mengawang ini menceritakan tentang bagaimana seseorang yang bertekad meminta izin kepada dirinya sendiri untuk pergi merantau demi mencapai kehidupan yang lebih baik.
Sementara satu nomor bertajuk Malamku-malam mu dilatari dari pengalaman hidup yang
bercerita tentang sepasang manusia yang ingin menikmati waktu bersama di sela-sela kesibukan mereka masing-masing ,sejak awal lagu seakan-akan satwa menawarkan bagaimana caranya kita menikmati waktu berdua sambil memutar lagu ini pada piringan hitam di sebuah ruang kosong nan hangat.
Album ini ditutup oleh satu track berjudul trotoar yang membawa suasana pilu lewat lirik
sarat makna yang menceritakan tentang seseorang yang terjerumus ke dalam kerasnya kehidupan namun suasana rock terdengar lewat distorsi gitar diiringi sound drum yang cukup menghentak menciptakan emosi yang menggebu-gebu seakan kita sedang berusaha meloloskan diri dari jeratan kehidupan yang tidak seharusnya.