Setelah merilis debut albumnya yang bertajuk Drama pada 2016 lalu, Mohamad Armansyah atau yang dikenal dengan nama panggung, nothingtoproud, kembali melahirkan sebuah karya album musik yang ia beri nama “Perception”. Perception hadir tiga tahun setelah ia berkeksplorasi dengan warna musik lain yang sebelumnya sempat ia hadirkan pada Drama. Mengambil judul Perception, ia memadukan unsur realis dan surealis dalam album ini. Perang antarkubu dalam pikiran yang ia rasakan sehari-hari kemudian ia tuangkan dalam beat dan melodi yang menjadi ciri khas nothingtoproud.
Perception hadir dalam delapan track inti dan satu track bonus. Durasinya adalah 35 menit
dan 38 detik. Album ini ia kerjakan dalam kurun waktu 13 bulan. Single dalam album ini antara lain adalah Retrograde, Skintight, dan (Un)real. Dalam pengerjaan album ini, take bas dilakukan di kantor salah seorang kolaborator di daerah Jakarta Pusat, dikarenakan kepadatan jadwal yang dimilikinya dan take vokal dilakukan di studio milik Pemuda FM di daerah Kembangan, Jakarta Barat. Pada album ini, ia menggandeng beberapa kolaborator antara lainNV, Ahmad Rivaldi, Imani, Meiske, Zefanya, Sisilia, Manuel, dan Quentin Sulaiman.
Cerita dari album ini cukup beragam mulai dari percintaan, motivasi, kemarahan, kritik
terhadap pemerintahan, sampai bermain lepas dengan alam pemikiran dilebur menjadi satu kesatuan. Bila didengarkan dengan seksama, album ini dapat ditelaah menjadi 2 bagian, yaitu lagu-lagu dengan suasana yang menenangkan dan lagu-lagu dengan suasana yang gelap (dark). Beat dan melodi khas nothingtoproud yang gelap namun bersemangat dapat dengan mudah ditemui di beberapa lagu. Campur aduk rasa dari genre yang berbeda, memberikan warna baru dalam musikalitasnya. Album ini terinspirasi dari beberapa DJ/Produser EDM yang fresh seperti Porter
Robinson, Jamie xx, dan Mura Masa.
Skintight yang dirilis pada 11 November 2019 mendapatkan tempat dalam playlist New
Music Friday Indonesia oleh Spotify. Pada 13 Desember 2019, (Un)real mendapatkan pemutaran publik perdana oleh 97.5 Motion FM dalam program Big City Beatz, selain itu (Un)real juga bertengger dalam playlist FRESH LOCAL-INDIE di aplikasi music streaming JOOX. Press Release (Un)real juga dimuat dalam beberapa majalah/artikel online seperti Mave, BOOZE, Pica, Kertas Musik, dan Lingkar Musik.
Single Kita dan Dewasa yang sebelumnya hanya ia unggah di Soundcloud nothingtoproud
pada 2016, kemudian ia sertakan dalam Perception. Pada Kita dan Dewasa, ia melakukan
musikalisasi puisi dengan diiringi musik yang sendu namun dikawinkan dengan ketukan drum serta lead yang berapi-api. Musikalisasi puisi juga ia lakukan pada track The Basic Assumption of Realism, dimana pada pertengahan lagu ia menulis dan merekam pembacaan puisinya diiringi dengan synth dan piano. Pada The Basic Assumption of Realism, ia mengangkat teori besar dari studinya di Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Realisme Klasik yang kemudian ia gabungkan dengan realita masa kini, dan topik setiap hari, seperti politik, social, agama, dan hal-hal yang berkaitan dengan asumsi dasar prinsip realis klasik.
Artwork album ini dirancang oleh desainer grafis bernama Farras Daffa dengan konsep
surealis. “Konsep dalam pembuatan artwork ini diselaraskan dengan musik yang ada, sehingga kemudian menghasilkan satu produk yang surealis.” Farras Daffa, Desainer Grafis.
nothingtoproud merupakan projek pribadi milik Mohamad Armansyah atau yang lebih
dikenal dengan Arman. Projek nothingtoproud telah lahir sejak 2012. Nama nothingtoproud lahir dari tema dan musik yang selalu bercerita tentang hal-hal yang gelap. nothingtoproud juga telah menjadi bagian dari Arman, yang selalu berusaha menerjemahkan semua hal dengan basis logika dan menolak untuk setuju pada hal-hal yang menjadi kebenaran mayoritas tanpa nalar yang konkrit.